Imam Ghazali membagi puasa dalam 3 tingkatan.
Pertama, puasa tingkat umum, yakni menahan mulut dari berbagi makanan dan minuman serta menahan farji (kemaluan) dari berhubungan suami istri (jima’).
Kedua, puasa tingkat khusus, yakni menahan anggota tubuh dari segala macam maksiat. Kaki hendaknya tidak berjalan ke tempat maksiat, tangan dijaga agar tidak berbuat maksiat, menjaga mulut agar tidak mengucapkan kata-kata yang dilarang ALLOH SWT, baik dalam bentuk mengumpat, berbohong, menggunjing, dan lainnya.
Juga menjaga telinga dari mendengarkan hal-hal yang terlarang. Sama halnya menjaga mata dari melihat hal-hal yang tidak baik.
Ketiga, puasa tingkat tertinggi yaitu menjaga hati dan berpikir selain ALLOH SWT dan hari akhir, menghindari hal-hal rendah di mata ALLOH SWT, termasuk tentang urusan dunia, kecuali yang berhubungan dengan akhirat.
Pada puasa tingkat tertinggi ini tidak hanya mulut dari berbagi makanan dan minuman serta menahan farji (kemaluan) dari berhubungan suami istri (jima’), serta anggota badan dari perbuatan maksiat, tapi juga menjaga hati dan pikiran.
Orang yg berpuasa pada tingkat pertama hanya akan merasakan lapar dan haus. Tidak ada hal lain yg dia dapat. Orang tipe ini hanya akan menggugurkan kewajiban atau dosa akibat meninggalkan puasa.
Marilah kita berusaha sekuat tenaga untuk melakukan puasa tingkat ketiga, walau seberat apapun. Karena itulah kualitas puasa sesungguhnya, agar kita bisa mencapai tingkat orang-orang yang bertakwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar